Jasad para korban dipotong-potong di rumah jagal pribadinya. Beberapa bagian diolah jadi sosis dan kabarnya disajikan ketika pesta
SPcom JAKARTA – Ini adalah kisah asli tentang Robert Pickton, si peternak yang ternyata serial killer. Pickton tumbuh di Port Coquitlam, di British Columbia, Kanada, bareng saudaranya. Setelah orang tua mereka meninggal, dua bersaudara ini nerusin peternakan keluarga. Tapi siapa yang menyangka, ladang babi itu juga jadi ladang kematian.
Tahun 1994, Pickton mulai menjual sebagian tanah warisan dan mengantongi jutaan dolar. Uang itu lantas dipakainya untuk membuat yayasan amal bohongan, yang sebenarnya jadi kedok buat mengngundang perempuan ke pesta-pesta di peternakannya. Targetnya perempuan dari lingkungan kumuh Downtown Eastside, Vancouver yang kebanyakan hidupnya lagi susah.
Seperti dilansir Indozone.id, salah satu korban selamat, Wendy Lynn Eistetter, sempat jadi target pembunuhan pada tahun 1997. Tapi dia berhasil kabur dan bersaksi di pengadilan. Sayangnya, kesaksian Wendy dianggap nggak meyakinkan cuma karena latar belakangnya. Dari situlah, mimpi buruk beneran dimulai. Pickton dikenal sebagai orang yang pendiam dan kikuk. Tapi di balik itu semua, dia jemput perempuan pakai mobil, mengajaknya ke peternakan, lalu dikurung dan dihabisi.
Caranya buat menghabisi korban sangat sadis, tapi yang lebih bikin mual adalah apa yang dia lakukan setelahnya. Jasad para korban dipotong-potong di rumah jagal pribadinya. Beberapa bagian diolah jadi sosis dan kabarnya disajikan ketika pesta. Lebih parah lagi, ada dugaan lemak korban diproses jadi gelatin buat produk kecantikan. Ini bukan teori liar karena bukti-buktinya ditemukan polisi.
Kejahatan ini akhirnya kebongkar tahun 2002. Polisi awalnya cuma mau menyita senjata ilegal, tapi mereka malah menemukan sisa-sisa tubuh di seluruh penjuru peternakan. Tengkorak, barang-barang korban, dan jejak DNA berserakan kayak tempat jagal manusia. Di penjara, seorang polisi menyamar jadi tahanan dan berhasil ngebuat Pickton mengaku sudah membunuh 49 perempuan dan menyesal karena tidak sempat bikin genap 50. Tahun 2007, Robert Pickton “si jagal peternakan”, akhinya dihukum penjara seumur hidup. (SP)