SPcom TANGSEL – Seorang pelajar berinisial HP yang merupakan penyandang disabilitas autisme diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh gurunya di sekolah berkebutuhan khusus di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Saat ini, korban telah mendapat pendampingan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Tangsel.
“Laporan pelecehan seksual yang dialami HP ke dinas perlindungan anak Tangsel diterima awal Mei 2025,” ujar Kepala UPTD PPA Tangsel, Tri Purwanto, Selasa, 3 Juni 2025.
Saat ini korban mendapat pendampingan ketat dan telah dilakukan pemeriksaan psikologi. Sementara, aktivis Malang Autism Center, Mohammad Cahyadi mengatakan, kasus dugaan pelecehan seksual tersebut terungkap pada Oktober-November 2024.
Bermula dari adanya perilaku negatif dilakukan korban terhadap ibunya.
“Dan Februari hingga Maret 2025 perilaku tersebut kembali terulang hingga membuat ibunya was-was,” kata Cahyadi.
Cahyadi menjelaskan, pada 6 Maret 2025 usai korban pulang sekolah, ibunya mencoba mengajak anaknya berkomunikasi untuk mengetahui persoalan yang sedang dihadapinya. Saat mengetahui terjadi pelecehan seksual terhadap anaknya, ibu korban melayangkan protes keras kepada wali kelas.
“Sepekan kemudian digelar rapat pertemuan antara pihak sekolah, orang tua korban dan tiga wali murid yang lainnya. Pada 17 Maret 2025 ibu korban melaporkan ke KPAI dan KNDI,” jelasnya.
Sedangkan kuasa hukum korban, Argus Sagittayama menuturkan, kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan gurunya itu terungkap dari buku sekolah milik korban yang terdapat foto teman-teman sekelasnya. Korban menyatakan jika semua temannya berperilaku baik.
“Kalau guru-guru yang ini baik enggak, terus ditunjuk korban ‘kalau yang ini jahat’. Tapi enggak bisa dibilang jahatnya apa, melakukan apa. Enggak spesifik gitu,” kata Argus.
Argus menjelaskan, korban mempunyai keterbatasan bicara saat berkomunikasi, dan hanya orang tertentu yang mau diajak berbicara seperti ibunya atau psikolognya.
“Polisi bilang akan memanggil terlapor tapi akan memulai dari guru, kepala sekolah untuk dimintai keterangan. Diharapkan ada clue. Titik lemahnya saksi dan bukti. Baru sekarang dipasang CCTV di sekolah,” terangnya. (SP)