Tragis! Balita Ditemukan Tewas di Masjid, Polisi Selidiki

Tragis! Balita Ditemukan Tewas di Masjid, Polisi Selidiki

SPcom SINGKAWANG – Seorang balita berusia 1 tahun 11 bulan yang sebelumnya dilaporkan hilang saat berada di rumah pengasuhnya ditemukan tewas di depan pintu Masjid Jami Husnul Khatimah, Kelurahan Roban, Kota Singkawang. Polisi telah melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Dari rekaman CCTV masjid terlihat jasad balita bernama Rafa Fauzan itu tergeletak di depan pintu Masjid Kecamatan Singkawang Tengah. Masjid tersebut berjarak 3 km dari rumah korban.

Satreskrim Polres Singkawang memeriksa sejumlah saksi dan menerjunkan dua anjing pelacak untuk mencari petunjuk atas kematian korban. Selain itu Polres Singkawang juga telah mengamankan barang bukti berupa baju korban serta sidik jari.

“Ada beberapa sidik jari yang kita dapatkan di lokasi penemuan jenazah tersebut. Nah, saat ini masih kita coba menganalisa hasil temuan sidik jari yang ada di TKP tersebut,” jelas Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu.

Berdasarkan hasil visum luar yang dilakukan oleh RS dr Abdul Aziz Singkawang terungkap bahwa waktu kematian korban lebih dari 1×24 jam. Pihak rumah sakit menyarankan melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab dan waktu kematian korban. Namun usulan tersebut ditolak pihak keluarga.

Sebelumnya Rafa balita 1 tahun di Singkawang hilang saat berada di rumah pengasuhnya sejak Selasa 10 Juni lalu. Pencarian sempat dilakukan sebelum akhirnya jasad korban ditemukan di depan pintu masjid pada Jumat pagi, 13 Juni 2025.

Akhirnya diketahui balita tersebut ternyata dibunuh oleh tetangga pengasuhnya. Pelaku memasukkan korban ke dalam karung hingga berhenti bernapas.

Ironisnya, pelaku yang bernama Uray Abadi itu sempat ikut mencari korban ketika masih dinyatakan hilang. Setelah ditangkap polisi, Uray awalnya berkilah tidak berniat membunuh balita bernama Rafa Fauzan itu.

Akan tetapi, belakangan diketahui dari hasil pemeriksaan bahwa Uray sengaja menghabisi balita malang itu karena kekesalannya pada pengasuh korban, Riska.

Uray ditangkap tim gabungan Satreskrim Polres Singkawang dan Resmob Ditreskrimum Polda Kalimantan Barat di Kawasan Pasar Hongkong, Jalan Budi Utomo pada Sabtu (14/6) malam. Kepada polisi, Uray mulanya mengaku hanya ingin menyedekahkan korban dalam keadaan hidup-hidup ke pihak masjid.

“Saya bawa dan letakkan di gang itu. Saya hanya mau sedekahkan ke masjid. Masih hidup. Tidak sampai dibunuh, tidak ada niat membunuh,” kata Uray, Minggu (15/6/2025).

Uray mengaku bertindak sendirian tanpa campur tangan siapa pun. Ia juga mengaku kenal dengan keluarga korban karena sering dimintai tolong membersihkan rumput di sekitar rumah oleh ibu asuh korban.

“Hanya saya sendiri. Spontan dilakukan di depan rumah,” katanya.

Uray membawa korban dari rumahnya menggunakan sepeda. Korban dibawa di keranjang sepeda, kemudian ditaruh di depan masjid hingga kemudian ditemukan oleh warga.

Ketika pertama kali ditemukan, terdapat luka-luka pada tubuh korban. Uray beralasan luka-luka itu berasal dari keranjang sepeda yang memang sudah rusak.

“Mungkin saat saya bawa dia, kena keranjang rusak. Saya tidak ada pukul kepalanya. Hanya mulutnya saja yang dibekap,” akunya.

Tak berselang lama dari pengakuan Uray tersebut, polisi kemudian mengungkap motif sebenarnya dari tindakan pelaku. Uray akhirnya mengaku memang menghabisi nyawa korban karena dendam pada Riska, tetangganya sekaligus pengasuh korban.

“Dari pengakuan pelaku, ada ucapan dari pengasuh yang menyinggung perasaannya. Pelaku beranggapan, jika anak ini (Rafa) hilang dari pengasuh, maka pengasuh akan disalahkan oleh orang tua korban,” papar Kasat Reskrim Polres Singkawang AKP Deddi Sitepu, Minggu (15/6/2025).

Deddy memastikan pengasuh maupun pihak keluarga korban tidak terlibat dalam kejadian ini. Meski demikian, penyidik masih mendalami lebih lanjut keterangan pelaku. (SP)

BalitaMasjidSingkawangTewasviral
Comments (0)
Add Comment