suryapagi.com
NEWSREGIONAL

Ngeri, Siswa SD Bawa Parang ke Sekolah

SPcom BONE – Seorang siswa SD di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, bernama Yudding (12) membawa parang saat berangkat ke sekolah.

Bukan tanpa sebab Yudding membawa parang ke sekolah. Ia membawa parang ke sekolah lantaran dirinya berangkat pada dini hari (sejak subuh).

Hal itu dilakukannya untuk berjaga-jaga dari binatang buas. Sebab, rumah Yudding berada di lereng gunung yang harus melewati beberapa sungai.

Hal ini jelas diceritakan oleh Kepala Desa Tapong Ridwan kepada detikSulsel pada Minggu 12 Juni 2022.

Yudding berasal dari warga lereng Gunung Camara, Desa Tapong, Kecamatan Tellulimpoe, Bone. Ia menempuh pendidikan pada SD Inpres 5/81 Tapong.

Setiap harinya untuk mencapai sekolahnya, Ia pun harus menempuh jarak sekitar 7 km. maka dari itu, Ia harus berangkat dari rumahnya sedari subuh.

“Ada empat siswa dari tempatnya Yudding yang jalan kaki setiap hari ke sekolah. Biasa mereka berangkat jam dua atau jam tiga subuh untuk sampai tepat waktu di sekolah,” terang Kepala Desa Tapong, Ridwan, Minggu (12/6/2022).

Menurut Ridwan, Yudding melakukannya demi keselamatan dirinya untuk berjaga-jaga dari binatang buas.

“Kalau bawa parang memang biasa karena mereka lewat hutan pada subuh hari, itu juga dipakai buat jaga-jaga jangan sampai binatang buas,” ujar Ridwan.

Tidak sekedar jarak yang jauh, Yudding juga harus menempuh medan jalan yang sulit yakni lereng gunung.

“Susah akses kendaraan, karena lereng. Ini masih sementara saya rintis untuk jalannya,” pungkas Ridwan.

Yudding biasanya datang ke sekolah hanya empat kali seminggu. Hal itu sangat dimaklumi, melihat situasi dan kondisi medan yang ditempuhnya agar bisa sampai ke sekolah.

“Setiap hari memang jalan kaki ke sekolah dan dimaklumi kalau tidak hadir di sekolah. Biasanya datang hanya empat kali seminggu. Kecuali pada saat ujian,” jelasnya.

Disamping itu, Kepala SD Inpres 5/81 Tapong Saharudding membenarkan bahwa ada empat siswanya dari kediamannya di lereng gunung. Ia lantas memberikan toleransi ketika Yudding dan tiga sahabatnya seketika tidak hadir di sekolah.

“Memang itu jauh sekali tempatnya dari sekolah. Paling rajin kalau datang empat kali seminggu, karena kalau hujan banyak sekali sungai dilewati. Dimaklumi saja,” imbuhnya.

“Kalau lagi ulangan, Pak RT biasanya yang bawakan soal ulangan ke rumahnya,” lanjutnya. (SP)

Related posts

Viral, Video Mesum Sejoli Anggota Satpol PP

Ester Minar

Nama Letjen Agus Subiyanto Menguat Sebagai Calon Kuat KSAD

Sandi

Tiga Pengemis Perempuan Jadi Korban Hoaks Sebagai Penculik

Sandi

Leave a Comment