SPcom JAKARTA – Adanya perubahan sistem kartu baru yang mewajibkan para pengguna TranJakarta memiliki saldo minimal Rp5 ribu saat keluar halte atau tap out, dikeluhkan para penumpang. Aturan tersebut dinilai kurang efektif bagi pengguna TransJakarta yang kurang mampu.
“Kurang efektif juga, kan nggak semua masyarakat mampu ya harus ditinggalin (saldo) Rp 5.000 gitu,” ujar salah satu penumpang di Halte Pinang Ranti TransJakarta, Jakarta Timur, Amel (20), Rabu (5/10/2022).
Amel mengatakan, kartu e-money tak semuanya dapat diisi ulang di mesin pengisian saldo. Dimana kartu multi-trip yang beredar mayoritas harus diisi di mini market dan mesin ATM. Belum lagi terdapat potongan jika mengisi di mesin pengisian saldo.
“Buat isi saldo kalau di minimarket minimal Rp 50.000, kalau di sini bisa Rp 10.000 yang masuk ke kartu cuma Rp 8.500. Kalau nggak salah (kartu) Flazz belum bisa (di sini), khusus kartu TransJakarta,” terang Amel.
Adanya penerapan sistem kartu yang baru ini dinilai para pengguna jasa TransJakarta kurang efektif, dan dinilai hanya membuat ribet penumpang.
Amel menyebut penerapan tap in dan tap out di halte TransJakarta hanya membuat antrean semakin panjang.
“Kalau menurut saya terus-terusan kayak gini, bakal antre juga setiap pagi. Karena harus tap berkali-kali kurang efektif,” tutur Amel.
Meski banyak yang protes, ada juga penumpang yang tak mempermasalahkan aturan sitem kartu baru ini.
Salah satunya Ronny Kusnardi (41), yang menilai sistem kartu baru, khususnya penggunaan satu kartu untuk satu orang, dapat membuat penumpang lebih disiplin
“Menurut saya lebih bagus, kalau dilihat dari penumpang TransJakarta jadi lebih disiplin. Setiap orang bisa satu kartu nggak bisa ramai-ramai,” kata Ronny.
“Karena seringkali orang yang nggak bawa kartu atau memang nggak ada kartu sering nitip, sering pakai bareng-bareng,” pungkasnya. (SP)