Dari sepotong jalan di Desa Raga Jaya, Bojonggede, kisah-kisah mistis berhembus hingga ke tempat-tempat jauh
SPcom CITAYAM – Berada di perbatasan Bogor dengan Depok, inilah kawasan yang digadang-gadang terseram di Citayam. Sepotong jalan penuh marabahaya, yang disebut Tanjakan Keramat Citayam. Berpuluh peristiwa maut terjadi dengan korban jiwa yang terus mengarus.
Kecelakaan yang bahkan menelan korban jiwa sudah berbilang di Tanjakan Keramat Citayam. Dari sepotong jalan di Desa Raga Jaya, Bojonggede, kisah-kisah mistis berhembus hingga ke tempat-tempat jauh. Dan di luar faktor jalan yang menanjak tajam/,sisi misteri digiring menjadi cerita yang paling mudah dimamah nalar.
Menuju Tanjakan Keramat Citayam, rasanya memang harus cermat. Paling tidak mesti menyiapkan hat, untuk tidak menuruti emosi. Mungkin sulit dinalar karena memang semua berada di luar nalar. Tapi faktanya banyak yang percaya, bahwa kecelakaan di Tanjakan Keramat Citayam memiliki temali dengan Makam Raden Samat, yang letaknya tidak jauh dari tanjakan tajam itu.
Makam tua pusara Mbah Samat dipercaya sebagai ulama besar, yang ikut menyebar Syiar Islam di masa silam. Warga Desa Raga Jaya percaya, makam ini justru menjadi penjaga desa dari segala marabahaya. Kekeramatannya memancar sehingga tidak ada yang berani unjuk nyali, dengan segala kejumawaannya.
Raden Samat adalah sosok yang diyakini memiliki karomah tak lumrah. Pancaran gaibnya mengundang orang untuk berduyun-duyun mengunjungi makamnya. Berasal dari tempat-tempat yang jauh, para peziarah menjadikan pusara Mbah Samat sebagai lokasi meditasi.
Bagi warga di sekitar Desa Raga Jaya, makam Raden Samat atau juga sering dilafalkan sebagai Mbah Samat adalah kekeramatan yang tak bisa disibak. Ia diyakini sebagai penjaga desa. Keberadaan Makam Nbah Samat yang gawat, memang selalu dihubungkan dengan kecelakaan yang terjadi di tanjakan Keramat Citayam.
Padahal menurut Warga Raga Jaya bersikap santun, lalu percaya kekeramatan makam,adalah kunci lepas dari maut. Percaya hal yang gaib, sejatinya biasa saja. Sementara permisi pada penunggu alam, adalah tradisi yang tak membuat rugi. (SP)