Konon, hingga saat ini belum ada orang yang pernah berani masuk goa tersebut.
SPcom BANYUWANGI – Ini Goa Sodong. Tempat keramat yang dipercaya pernah menjadi wilayah khusus untuk sidang para wali. Lokasinya tidak jauh dari kota Banyuwangi, Jawa Timur. Tepatnya di Dusun Palinggihan, Desa Grogol, Kecamatan Giri. Sudah menjadi tempat wisata sejak 2018, tapi tidak sedikit mereka yang datang untuk berziarah dan ngalap berkah, terutama di goa keramat dan Pusara Mbah Ali atau lengkapnya Sayid Ali Muhammad Magribi.
Memang, Goa Sodong sudah menjadi tempat wisata. Tapi, ada banyak sisi mistik di balik kawasan, yang mulai ramai dikunjungi pelancong itu. Mereka bukan hanya ingin berwisata, tapi sekaligus berziarah ke Makam Sayid Ali Muhammad Magribi. Orang-orang tertentu atau mereka yang memiliki ketajaban batin, bisa melihat kawasan ini memang penuh dengan energi positif, yang bisa diserap sebagai spirit menjalani hari-hari yang baik. Goa Sodong yang terlihat sempit, konon juga menjadi penghubung tempat-tempat yang sangat jauh.
Masyarakat setempat percaya, Goa Sodong memang bukan tempat lumrah. Pada masa lampau, pernah dijadikan tempat bersembunyi paling aman, di zaman peperangan. Selain memiliki energi gaib yang positif, kawasan itu juga menjadi keramat, karena sering dipakai untuk bersemadi. Para peziarah biasanya akan mandi di Sendang, baru kemudian melakukan ritual peziarahan di Pusara Mbah Ali atau Sayid Ali.
Jika dilihat secara kasat mata, Goa Sodong memang terlihat kecil, sempit, dan tidak bisa dimasuki orang. Tetapi begitu ada di dalamnya terasa lega. Hanya saja, hingga saat ini belum ada orang yang pernah masuk goa tersebut. Kekeramatan Goa Sodong sudah kondang. Masyarakat Banyuwangi memahami, tidak boleh main-main dalam berperilaku, jika sedang berziarah ke tempat ini.
Mereka yang ingin mengabadikan suasana mulut goa, juga tidak boleh sembarangan. Sebab, sudah banyak foto yang gagal mengabadikan suasana goa jika tidak meminta izin. Tidak jauh dari mulut Goa Sodong, di pertirtaan atau Sendang yang sering disebut Sendang Sri Tanjung, para peziarah akan melakukan sesuci. Mandi, bebersih untuk memulai ritual peziarahan di Pusara Sayid Ali Muhammad Magribi. Suasana makam terlihat agung, angker, dan ditaburi aura metafisika.
Memang, meski keramat, tempat peristirahatan Mbah Ali termasuk nyaman untuk ritual. Bbersih, jauh dari sinup, meski hawa metafisika tetap kuat. Itu yang membuat pusara ini populer bagi masyarakat Banyuwangi. Banyak peziarah yang datang bahkan dari tempat-tempat yang jauh di luar Banyuwangi, untuk melakukan ritual-ritual tertentu. (SP)