Dua dari sepuluh makam tidak memiliki nama yang diketahui, dan mereka dikenal sebagai ‘kuburan prajurit tak dikenal’.
SPcom JAKARTA – Diktator Nazi, Adolf Hitler, yang memicu Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia pada 1 September 1939, ternyata meninggalkan berbagai jejak militernya di Nusantara. Salah satunya di Arca Domas, Desa Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Di sana terdapat kompleks pemakaman dan monumen Kriegsmarine (Angkatan Laut) Jerman dari era Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Tidak heran, jika makam tentara Jerman era Nazi yang ada di kaki Gunung Pangrango ini menjadi salah satu situs yang menarik minat banyak orang, baik dari kalangan sejarawan maupun pecinta misteri. Dengan 10 makam yang terawat dengan baik di situs keramat Arca Domas, Megamendung, Kabupaten Bogor, tempat ini menjadi saksi bisu dari sejarah yang memikat namun juga menyimpan misteri yang belum terpecahkan.
Dari 10 makam tersebut, terdapat 10 jasad anggota U-Boat dan Kriegsmarine yang dimakamkan di Deutscher Soldatendriedhof. Dua makam di bagian depan tidak diketahui namanya, sementara delapan nisan lainnya memiliki nama, pangkat, dan jabatan yang tercatat. Di antara makam-makam tersebut, terdapat beberapa cerita menarik yang melingkupi kehidupan dan kematian para tentara Jerman tersebut.
Seorang perwira bernama Wolf-Dieter Martens, yang bertugas di U-465, U-421, dan U-596, meninggal karena kecelakaan kereta api antara Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Selain itu, Willi Petschow meninggal setelah menderita penyakit di Perkebunan Cikopo/Bogor, sementara Willi Schlummer diduga terbunuh oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Dua dari sepuluh makam tidak memiliki nama yang diketahui, dan mereka dikenal sebagai ‘kuburan prajurit tak dikenal’. Meskipun tak ada catatan sejarah yang jelas tentang mereka, mereka diduga merupakan anggota U-Boat Kriegsmarine yang tewas dalam perjalanan dari Jakarta ke Bogor, mungkin karena kecelakaan kereta api.
Salah satu makam menarik adalah milik Friedrich Steinfeldt, seorang komandan U-Boat dari U-195. Dari karirnya yang panjang dalam Kriegsmarine, Steinfeldt memimpin kapalnya dalam pelayaran menuju Samudra Indonesia, di mana dia berhasil berlabuh di Batavia (Jakarta). Namun, di akhir perang, ia terpaksa menyerahkan kapalnya ke tangan sekutu Jepang di Surabaya.
Makam tentara Jerman Nazi di kaki Gunung Pangrango bukan hanya situs bersejarah, tetapi juga menjadi tempat yang sarat dengan kisah misteri dan kehidupan para tentara yang terkubur di sana. Dengan berbagai fakta unik yang melingkupinya, tempat ini terus menarik perhatian para sejarawan dan peneliti yang ingin menggali lebih dalam tentang masa lalu yang tak terlupakan. (SP)