suryapagi.com
NEWSRAGAM

KPAI: Waspada Transaksi Prostitusi Anak Pakai e-Wallet

SPcom JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut modus praktik prostitusi anak semakin banyak. Salah satunya, KPAI menyoroti ‘transaksi prostitusi’ memakai e-wallet (uang elektronik) hingga kripto. Praktik ‘transaksi seks’ yang tidak lagi melulu berbayar secara cash atau transfer via bank konvensional, tapi menggunakan uang elektronik ini disorot oleh Ketua KPAI Ai Maryati. Dia menilai hal ini terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi.

“Tapi bisa jadi dengan dana e-wallet, kripto, anak-anak ini bisa main game nonstop karena dengan top up oleh orang-orang tertentu. Ini menunjukkan penyalahgunaan IT sangat besar,” kata Ai Maryati, Kamis (18/7/2024).

Ai Maryati meminta masyarakat waspada atas fenomena transaksi seks pakai e-wallet hingga kripto tersebut. Dia juga berharap kasus-kasus prostitusi, khususnya yang menjadikan anak sebagai korban, serius dibongkar.

“Kalau itu tidak dihentikan oleh yang memiliki kewenangan, misalnya pemblokiran rekening, pemblokiran uang-uang digital oleh PPATK misalnya, kita akan terus lengah karena tidak terbukti ‘tidak ada transaksi kok di ATM anak ini’. Siapa yang beli seks? Padahal transaksinya jelas ada top up di nomor HP yang bersumber dari bit coin atau apa yang hari ini luar biasa variannya,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia bicara terkait pencegahan agar anak tidak terjerumus dan menjadi korban prostitusi. Menurutnya, ada beberapa cara untuk pencegahan agar kasus prostitusi anak tidak terus terjadi.

Pertama, program-program pemerintah terkait pencegahan ini harus betul-betul sampai ke masyarakat, khususnya orang tua dan anak. Ai menyebut peran orang tua begitu besar dalam upaya pencegahan agar anaknya tidak menjadi korban prostitusi.

“Orang tua, lingkungan pengasuh anak (harus) ciptakan kedekatan dengan anak-anak, ciptakan fase pengasuhan golden age 5 tahun, 18 tahun fase menjadi anak tumbuh kembang remaja itu dengan orang tua,” ucapnya.

Ai Maryati mengatakan orang tua harus membangun kedekatan dengan anak, baik secara emosi secara psikologis secara fisik. Menurutnya, kedekatan orang tua sangat diperlukan dan dirindukan oleh anak-anak.

“Kadang-kadang ini yang tidak bisa tergantikan oleh pola-pola pengasuhan yang mungkin lebih banyak terganti oleh baik itu ART, media ‘ah tenang ada HP kok, mau tanya makan tinggal telepon’, tidak seperti itu. Tapi bagaimana supaya ada sisi yang tetap keep ini touch ini tidak betul-betul langsung bisa dirasakan,” ujar Ai.

Kemudian, peran sekolah dalam mengedukasi literasi. Menurut Ai, penting bagi anak-anak di sekolah dapat pengetahuan seks education.

“Tapi memang secara fokus yang terkait pendidikan harus lebih diberikan mana yang boleh dibuka, mana yang tidak? Lalu bijak bermedia itu seperti apa? Sehingga sekolah itu harus memberikan dukungan tersebut, hingga anak-anak itu bijak bermedsos karena ada pembekalan,” kata Ai.

“Bukan soal dia takut sama misalnya pendekatan keagamaan, atau takut orang tua, ketika orang tua nggak ada berarti nggak takut dong, takut sama guru, nggak gitu. Tapi edukasi itu kan kesadaran yang bertumbuh, maka dia pun akan terhindar. Tahu risikonya, tahu bahwa ini dilarang, bahwa ini melewati batas,” imbuhnya. (SP)

Related posts

Influencer Buka Kursus Cara Dapat Pria Kaya, Penghasilan Mencapai Rp 308 Miliar

Ester Minar

Viral! Pria Berjas dan Berdasi Duduk di Kubangan Air, Protes ke Pemerintah

Ester Minar

Forkopimda Lampung dan Tokoh Masyarakat Gelar Silaturahmi di Bukit Mas

Sandi

Leave a Comment