SPcom JAKARTA – Dalam rangka mengantisipasi prediksi cuaca ekstrem hingga akhir 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengambil langkah strategis untuk menekan intensitas hujan melalui rekayasa cuaca. Pemprov mengalokasikan dana sebesar Rp4 miliar, yang berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan bahwa rekayasa cuaca bukan untuk menghentikan hujan sepenuhnya, tetapi bertujuan mengurangi intensitasnya secara signifikan.
Tahap Pertama telah berlangsung pada 7–9 Desember 2024. Kemudian, tahap kedua dijadwalkan pada pertengahan Desember 2024.
Rekayasa ini melibatkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pemprov juga telah mempersiapkan potensi penggunaan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk kebutuhan darurat, sesuai dengan status yang ditetapkan.
Langkah Antisipasi Lainnya, Pemprov Jakarta juga telah melakukan sebagai berikut:
- Melakukan apel kesiapsiagaan bencana.
- Memastikan infrastruktur penanggulangan banjir bekerja optimal, termasuk koordinasi lintas dinas seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Sosial.
- Meningkatkan pemantauan wilayah rawan banjir.
“Kita perlu memastikan data terkini untuk memantau titik rawan. BPBD bersama BMKG dan instansi lainnya harus bersinergi,” ujar Teguh.
Selain menggunakan dana BPBD, penggunaan BTT juga sedang dipertimbangkan untuk situasi darurat. Pemprov telah mengoordinasikan langkah ini dengan BNPB dan kementerian terkait.
Rekayasa cuaca ini menjadi bagian dari respons proaktif Pemprov Jakarta dalam menghadapi risiko cuaca ekstrem, sekaligus memastikan kesiapan seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi potensi banjir. (SP)