Menurut keyakinan suku Tengger, kedua danau ini dipercayai sebagai tempat yang dihuni makhluk gaib
SPcom JAKARTA – Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memang menyimpan sejuta pesona alam yang tak pernah habis. Apalagi, di kaki gunung tertinggu di Pulau Jawa ini, ternyata memiliki enam ranu (Danau). Salah satunya adalah Ranu Tompe, sebuah danau yang tersembunyi di dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Danau tersembunyi ini mengundang rasa ingin tahu yang mendalam, karena jarang tersentuh oleh interaksi manusia. Dalam kawasan yang dipenuhi legenda dan mitos, misteri Ranu Tompe adalah pemberi tantangan baru bagi mereka yang ingin mengungkapkan rahasia alam.
Ranu Tompe merupakan suatu danau yang terletak di lereng Gunung Semeru, dengan luas sekitar 0,7 hektar dan kedalaman mencapai sekitar 4,8 meter.
Keistimewaan danau ini terletak pada keeksotisannya serta statusnya yang terjaga, karena hingga kini belum pernah tersentuh oleh tangan manusia. Penduduk sekitar menceritakan bahwa danau ini menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis satwa liar yang sebelumnya dianggap punah, termasuk harimau Jawa. Namun, meski demikian, legenda menyatakan bahwa nama danau ini masih belum terkenal di kalangan pendaki Gunung Semeru.
Warga setempat menginformasikan bahwa belum ada yang mereka ketahui pernah mengunjungi danau ini. Kabarnya, sejak sekitar tahun 1980-an, suku Tengger, penduduk sekitar Gunung Semeru, telah mengenalnya dengan sebutan “Ranu Elus-Elus’. Kata tersebut merujuk pada kata “halus”, karena menurut keyakinan suku Tengger, danau ini dipercayai sebagai tempat yang dihuni makhluk gaib.
Selain Ranu Tompe, juga ada Danau Ranu Kuning yang menyimpan cerita tersendiri dan terletak di arah yang berbeda dari danau ini. Legenda menceritakan Ranu Kuning sebagai suatu kerajaan gaib yang bertugas menjaga kawasan Gunung Semeru. Diyakini bahwa dua danau ini, danau ini dan Ranu Kuning, dijaga oleh makhluk tak terlihat berupa kakek tua yang memegang peran penting dalam menjaga kedamaian wilayah Gunung Semeru.
Mitos ini menyatakan bahwa para pengunjung diwajibkan untuk menjaga tutur kata serta tidak membuang barang sembarangan saat mengunjungi kedua danau ini. Melanggar peraturan ini dapat membawa ancaman bahaya karena makhluk halus tersebut, yang dapat mengakibatkan bahaya bagi mereka yang tidak mematuhi. Warga setempat meyakini bahwa terdapat peraturan khusus saat mengunjungi Ranu Tompe maupun Ranu Kuning.
Para pengunjung dihimbau untuk berbicara dengan sopan dan tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan. Diceritakan bahwa melanggar peraturan ini akan berakibat pada kemarahan makhluk halus, yang berupa kakek tua, yang dapat melukai mereka yang melanggar peraturan tersebut. Ketentuan ini dipegang erat oleh penduduk setempat yang ingin menghindari gangguan atau bahaya yang mungkin timbul akibat interaksi dengan makhluk halus. (SP)