suryapagi.com
RAGAM

Sumur Mas Banyumas, Sumur Wingit Tempat Bermunajat

Uniknya, siapa pun yang hendak bermunajat di Sumur Mas mesti menimba air tanpa dibantu juru kunci

SPcom JAKARTA – Terletak di belakang komplek Dalem Kadipaten Banyumas atau komplek Kota Lama Banyumas, Sumur Mas dianggap sebagai sumur keramat yang menjadi tempat banyak orang untuk bermunajat. Berdiameter 15 cm dengan kedalaman tiga meter, keberadaan sumur  wingit itu, konon  telah ada sejak berabad-abad  lalu.

Keberadaan Sumur Mas juga menjadi bagian terpenting di antara tujuh sumur yang semuanya berada di halaman belakang atau Taman Sari. Tiga sumur terletak di sisi barat, tiga sumur lain terletak di sisi timur, sedang Sumur Mas tepat berada di garis tengah.

Sebagai sumur yang dinggap keramat, kejadian-kejadian yang tidak disangka kerap terjadi dengan Sumur Mas. Bisa jadi saat musim hujan, sumur kering sedang saat musim kemarau air lancar mengalir. Keunikan yang lain, setiap bulan Ramadan, air sumur hanya akan tersedia selama tiga hari setelah malam Jumat Kliwon.

Uniknya lagi, siapa pun yang hendak bermunajat di Sumur Mas mesti menimba air tanpa dibantu juru kunci. Mereka yang datang dan memiliki kepentingan dengan Sumur Mas, juga disarankan memenuhi sejumlah syarat, seperti membawa kembang telon, kinangan, rokok kemenyan, pisang mas raja, kemenyan dan minyak duyung.

Pengalaman unik terkait Sumur Mas diceritakan oleh seorang warga Kebumen yang sudah empat kali berkunjung ke Sumur Mas. Menurutnya, ketika tiga kali berkunjung ke Sumur Mas, dia selalu gagal menimba airnya, padahal air di dalam sumur terlihat tergenang. “Yang keempat kalinya saya baru bisa dapatkan airnya,” ungkap warga yang enggan disebutkan namanya.   

Keberadaan Sumur Mas di komplek Kadipaten Banyumas, memiliki kisah yang menjadi latar belakang keberadaannya. Bermula  pada tahun 1708, saat seorang lelaki priyayi bertapa di Wanasepi, perbukitan angker yang kini jadi bagian wilayah Desa Binangun, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Ketika matahari mulai tenggelam, terlihat suatu garis cahaya tak biasa tegak lurus menyentuh daratan menembus rindang hutan belantara.

Pertapa itu memahaminya sebagai wangsit, lantas ia berjalan bertelanjang kaki menuju titik garis cahaya itu. Kejadian ini bersamaan dengan kondisi wilayah Banyumas yang tengah mengalami kisruh politik. Pertapa berdarah biru bernama Raden Malik Gandakusuma yang kelak tersohor sebagai Yudanegara II Bupati Banyumas ke-7 ini, berusaha menenangkan batin di Wanasepi, ia mencari petunjuk spiritual, cara mengatasi kekisruhan yang telah membawa dampak kesengsaraan rakyat.

Raden Gandakusuma pun meneruskan perjalanan menuju hutan. Sampai kemudian ia sampai di mata air berwarna keemasan sebab pantulan cahaya senja. Di mata air itulah, Raden Gandakusuma lantas berwudhu dan melakukan Salat Magrib. Mendekatkan diri pada Pencipta, ia mendapat bisikan agar memindah pusat pemerintahan di wilayah mata air itu berada.

Mata air tersebut, konon akan menjadi perantara mengusir bencana juga penyakit yang menyengsarakan rakyat Banyumas. Juga kekuatan bagi para pemimpin yang memiliki niat baik mengentaskan penderitaan rakyat jelata. Singkat cerita, lantas dibangunlah kadipaten sesuai wangsit tersebut. Mata air yang lantas dikenal luas sebagai Sumur Mas, menjadi bagian paling khas di belakang komplek Dalem Kadipaten.  (SP)

Related posts

Komnas Perempuan Soroti Kasus Dugaan Perslingkuhan Adik Raffi Ahmad

Ester Minar

Totok Amin Soefijanto Dilantik Menjadi Direktur ATVI Dan Rektor IMDE

redaksi

Mario Teguh-Istri Dipolisikan Atas Kasus Penipuan Sebesar Rp 5 Miliar

Ester Minar

Leave a Comment