SPcom BENGKULU – Bentrokan antara massa dan aparat kepolisian pecah di area perkebunan kelapa sawit milik PT Sandabi Indah Lestari (SIL), Jumat (11/4/2025).
Insiden dipicu oleh dugaan penjarahan Tandan Buah Segar (TBS) sawit oleh kelompok masyarakat yang mengatasnamakan diri Ule Betunen dan Garbeta. Kericuhan bermula saat petugas perusahaan menyita tiga unit truk dan satu mobil pick-up yang mengangkut TBS yang diduga berasal dari lahan perkebunan PT SIL.
Massa menolak penyitaan tersebut dan mengklaim bahwa lahan yang dipanen berada di kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK), sehingga mereka merasa berhak memanen dan membawa hasil sawit tersebut.
Pihak PT SIL menyebut aksi tersebut sebagai pencurian dan telah melaporkan kejadian ke Polres Bengkulu Utara. Jalan akses keluar masuk lokasi juga sempat diblokir petugas perusahaan guna mencegah pengangkutan sawit lebih lanjut.
“Kami sudah laporkan kejadian ini ke Polres. Kelompok tersebut sengaja merambah areal perusahaan untuk mengambil sawit. Meski mereka mengklaim itu HPK, tindakan ini melanggar hukum,” ujar Manager Legal External PT SIL, Sultan Syahril.
Ia mendesak agar pihak berwenang menindak tegas kelompok yang diduga melakukan perambahan dan pengambilan sawit secara ilegal.
Menanggapi laporan tersebut, Polres Bengkulu Utara menerjunkan personel ke lokasi kejadian untuk mengamankan situasi. Wakapolres Bengkulu Utara, Kompol Kadek Suwantoro, mengatakan bahwa Kabag Ops turun langsung memimpin pengamanan di lapangan.
Dari video yang beredar, terlihat situasi memanas saat polisi berusaha membubarkan massa. Terdengar beberapa kali letusan senjata api ke udara sebagai bentuk peringatan agar massa membubarkan diri.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa maupun luka-luka. Namun, pihak kepolisian masih berjaga di lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan susulan. Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari kelompok yang terlibat dalam aksi tersebut.
