suryapagi.com
RAGAM

Nilai-Nilai Pancasila Yang Semakin Termakan Oleh Zaman

Penulis: Adelia Syavira Putri
Mahasiswi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Mercubuana

SPcom – Perilaku generasi milenial yang semakin melupakan nilai-nilai Pancasila dan jati diri Bangsa Indonesia. Baru-baru ini banyak kasus yang terungkap lewat sosial media.

Berkembangnya ilmu teknologi menjadi pengaruh terbesar dalam perubahan karakter dan tingkah laku generasi milenial. Akibat dari perkembangan ilmu teknologi tersebut, Pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi.

Dari kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh anak pejabat hingga terungkapnya kasus pencucian uang, Indonesia juga heboh atas pamer kekayaan para keluarga pejabat pemerinthana ditengah banyak nya rakyat hidup kesusahan. Publik hanya mengelus dada, dari mana uang para petinggi negri itu berasal dan mengapa mesti gelimang kemewahan.

Demikian pula soal kesenjangan ekonomi ditengah penguasaan lahan kekayaan Indonesia yang terkuras besar-besaran diseleuruh pelosok negri oleh para pihak yang menguasai jantung oligarki ekonomi, yang merambah ke oligarki politik. Arena ini akan teteap menjadi kisah buram Indonesia, meski menyangkut hajat hidup terbesar bangsa dan negara.

Demokrasi Indonesia terkorupsi oleh politik uang, transaksional, dan oligarki politik yang melemahkan dan menjadi virus ganas demokrasi itu sendiri. Termasuk pembelahan politik yang terus diawetkan demi meraih kesuksesan politik para pihak.

Demokrasi Indonesia terkorupsi oleh politik uang, transaksional, dan oligarki politik yang melemahkan dan menjadi virus ganas demokrasi itu sendiri. Termasuk pembelahan politik yang terus diawetkan demi meraih kesuksesan politik para pihak.

Kematian demokrasi yang dibajak untuk melanggengkan kekuasan dan praktik politik otoritarian. Pelemahan norma demokrasi dan polarisasi partisan oleh praktik politik ekstrem. Politik yang mematikan sukma egalitarianisme, kesantunan, rasa kebebasan, dan tujuan hidup bersama.

Banyak perilaku anak bangsa dan kondisi negeri yang sejatinya mengandung virus saat ini sebagai ancaman serius yang dapat menggerogoti eksistensi Negara Pancasila ini.

Kaum nasionalis pengkhidmat Indonesia dari manapun asalnya, mesti membuka mata hati yang lapang akan ancaman Indonesia lebih dari sekadar isu-isu keagamaan yang tidak jarang terlalu dipolitisasi dan didramatisasi secara tendensius seperti masalah politisasi agama, politik identitas, radikalisme, sampai negara khilafah.

Politisasi agama, politik identitas, radikalisme, negara khilafah, dan terorisme memang dapat mengancam eksistensi kebangsaan dan kenegaraan lebih-lebih yang dicandra oleh ekstremisme dan membuahkan politik kebencian, permusuhan, dan makar.

Namun penting memilah-milah isu krusial tersebut secara objektif dan empirik disertai dengan pemetaan yang komprehensif agar tidak terjebak pada politisasi yang sama bermasalahnya demi kepentingan politik tertentu. Sebab, pada saat yang sama terdapat realitas lain bahwa politisasi, identitas, dan radikalisme dalam bentuk apapun selalu ada dan bermasalah jika dikonstruksi sama ekstremnya demi kepentingan diri, kelompok, dan golongan yang bersifat eksklusif.

Agama dan umat beragama jangan terus menerus dijadikan tersangka, terdakwa, dan terhukum oleh konstruksi-konstruksi sesaat dan tendensius yang masih dapat diperdebatkan objektivitasnya sebagai faktor pengancam keindonesiaan dan eksistensi Negara Pancasila.

Di sinilah pentingnya pandangan dan sikap wasathiyah atau moderat yang betul-betul tengahan secara lebih autentik disertai kerendahatian dan berjiwa kenegarawanan dalam berindonesia. Jangan sampai atas nama moderasi atau wasathiyah sekalipun, sejatinya menampilkan pandangan dan sikap radikal-ekstrem.

Pada saat bersamaan seluruh pihak di negeri ini mesti waspada akan bahaya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, utang luar negeri, oligarki, praktik hidup hedonis materialistik, ekploitasi sumber daya alam, kesenjangan sosial ekonomi, penggunaan BUMN untuk kepentingan politik, investasi asing dan tenaga kerja asing, serta segala bentuk politisasi dan praktik bernegara yang menyimpang sebagai ancaman nyata bagi eksistensi Indonesia sebagai Negara Pancasila.

Ancaman Indonesia bukan hanya datang dari ideologi dan kekuatan luar, tetapi juga karena pengeroposan dan penggerogotan tubuhnya dari dalam ibarat kanker yang terus mengganas dari stadium satu hingga stadium empat yang ujungnya menuju kematian Indonesia.

Seluruh pihak wajib mencegah segala bentuk ancaman itu agar Indonesia tetap berdiri tegak sebagai Negara Pancasila yang mengandung lima nilai utama yang harus diwujudkan di dunia nyata.

(seluruh isi artikel merupakan tanggung jawab penulis, redaksi tidak berkaitan)

Related posts

Viral! Bocah 4 Tahun Tidur Bersama Ratusan Bayi Buaya

Ester Minar

Sule Tengah Berbahagia, Teddy Justru Kian Merana

Ester Minar

Gitaris Kahitna, Andrie Bayuadjie Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

Ester Minar

Leave a Comment