Meski sudah ditutup, namun kisah lubang misterius itu tidak pernah ikut tertutup zaman.
SPcom BUTON – Masjid Agung Keraton Buton yang sakral, menjadi bagian utama Kasultanan Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara. Ya, masjid tua ini menjadi saksi perjalanan Islam di Buton. Banyak cerita di balik tempat ibadah yang menjadi pusat kegiatan spiritual masyarakat Buton. Tapi benarkah ada lorong rahasia, yang tersambung hingga ke Tanah Suci Mekkah?. Benarkah dari lubang rahasia itu, pernah terdengar suara Adzan, angsung dari Mekkah?.
Dibangun pada masa kejayaan Kasultanan Buton, masjid ini memiliki sarat dengan isyarat unik. Nyaris setiap sudut hingga setiap material bangunan, dibuat dengan filosofi tinggi. Misalnya saja jumlah rangga masjid, yang mengambil jumlah tulang di dalam tubuh manusia. Kemudian ada sebuah lubang rahasia yang memiliki nilai mistik, karena konon bisa untuk melihat orang-orang yang sudah meninggal.
Dari lubang rahasia ini mengalir begitu banyak cerita mistik, yang hingga kini masih sangat dipercaya. Ya, Meski sudah ditutup, kisah lubang misterius itu tidak pernah ikut tertutup zaman. Sebab dari sinilah pernah terdengar suara Adzan, yang membuat masjid dipindahkan dari tempat semula yang berjarak 50 meter.
Suara Adzan yang sangat monumental itu memang membuat masyarakat Buton di masa lampau, memindahkan masjid di dekat lubang rahasia. Berada di bawah pengimaman, lubang itu memang sudah ditutup. Sehingga tidak ada lagi yang bisa melihatnya. Tapi konon, lubang ini menyambungkan Tanah Buton ke Tanah Suci Mekkah, karena pernah terdengar suara Adzan yang dipercaya berasal dari Mekkah.
Masjid Agung Buton memang sangat erat kaitannya dengan eksistensi Kasultanan Buton. Di salah satu sudut masjid, bahkan terdapat lubang yang tak kalah misterius. Llubang ini seolah menjadi legitimasi spiritual, bagi semua calon Sultan Buton. Sebab, sebelum dinobatkan ia akan memasukkan sebelah kakinya, di lubang tersebut.
Meninggalkan Masjid Agung Keraton Buton yang menjadi bagian dari sejarah Kasultanan Buton di Sulawesi Tenggara, banyak cerita yang bisa dibawa. Mitos, cerita, serta fakta-fakta saling bertemu untuk kemudian memperkaya kisah kebesaran masjid berusia 309 tahun itu. Tapi inilah bagian sangat penting, dalam proses penyebaran agama islam di nusantara. (SP)