Sebelum dihukum mati, perempuan itu sempat mengeluarkan kutukan, di mana kampung tersebut akan ditenggelamkan oleh hujan lebat
SPcom JAKARTA – Terletak di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, Sulewesi Tengah, Danau Tiu adalah danau eksotik yang memiliki panorama indah dengan luas perairan mencapai kurang lebih 525 Hektar. Ssejauh mata memandang, terlihat permukaan danau yang sangat tenang, jernih, lengkap dengan jajaran pepohonan dan perbukitan di sekitarnya. Namun siapa sangka, di balik semua keindahannya, Danau Tiu ternyata juga menyimpan legenda serta misteri, yang memayungi keberadaanya.
Konon, terbentuknya danau tiu berawal dari sebuah kampung yang dihuni Suku Pamona yang dipimpin oleh Raja Patimbangi, yang kabarnya mempunyai 4 mata, 2 di depan dan 2 di belakang, serta bisa melihat perbuatan baik dan tidak baik yang dilakukan oleh warganya.
Suatu hari, kampung tersebut dikejutkan dengan keberadaan seorang perempuan yang dihukum mati, lantaran dtuduh menggoda suami orang. Namun sebelum dihukum mati, perempuan itu sempat mengeluarkan kutukan, di mana 7 hari setelah ia dihukum mati, maka kampung tersebut akan mendapatkan musibah hebat, yaitu tenggelam oleh hujan lebat yang turun seperti tercurah dari langit.
Dan konon, air hujan yang menggenang dan tak pernah surut itulah yang akhirnya membentuk Danau Tiu yang sarat legenda, mitos, dan juga kisah mistis. “Cerita kamppung itu memang benar ada. Kampung kena musibah luar biasa, turun hujan dan petir pada siang hari. Tiba-tiba juga muncul mata air dari bawah tanah, yahng membuat kampung itu akhirnya tergenang seluruhnya,” Acil Helai, Kepala Desa Tiu.
Dan masih menurut cerita yang berkembang, lantaran kampung mereka tenggelam dengan amat cepat, maka banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan diri dan berubah menjadi Buaya. Sedangkan Raja Patimbangi yang juga tidak sempat menyelamatkan diri, akhirnya menjelma menjadi Buaya putih, yang diyakini hingga kini sebagai penjaga Danau Tiu.
Karena jelmaan raja dan warganya, maka Buaya putih dan Buaya-Buaya lain di Danau Tiu mempunyai keistimewaan, yaitu berjari lima layaknya manusia, dan tidak akan menyerang manusia, kecuali mereka-mereka yang berbuat jahat dan melanggar adat istiadat, yang berlaku di sekitaran danau.
Hidup di air tawar, keberadaan Buaya-Buaya di Danau tiu memang sarat dengan legenda. Legenda tersebut kian terpatri kuat, utamanya lantaran jari kaki depan dan belakang buaya Danau tiu berjumlah lima, sama dengan jumlah jari jemari manusia, atau berbeda dari buaya pada umumnya, yang hanya memiliki jari kurang dari lima. (SP)