SPcom SOLO – Bengawan Solo terpapar fenomena bladu. Akibatnya, warga yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo wilayah Sragen panen ikan ‘mabuk’ akibat terpapar limbah ciu.
Bladu merupakan limbah cair yang mengalir di Bengawan Solo dengan bau yang tidak sedap dengan air berwarna coklat kehitaman. Kondisi itu berdampak pada ikan-ikan air tawar di sungai tersebut mabuk dan mati.
Aliran bladu itu sampai di wilayah Dukuh Candi, Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Rabu (8/5/2024) pukul 04:00 WIB.
“Menjelang shalat subuh Bengawan Solo mengeluarkan bau yang tak sedap dan air berwarna coklat kehitaman,” kata Joko, warga Desa Bentak, Sragen.
Lanjut Joko, saat menjelang pagi ikan di Bengawan Solo muncul ke permukaan dengan kondisi mabuk. Sejumlah warga di pinggiran Sungai Bengawan Solo berburu ikan air tawar yang mabuk dan mati akibat limbah cair tersebut.
Warga menangkap berbagai jenis ikan yang mabuk akibat cairan hitam dan berbau itu. Seperti Ikan Bader (putihan), Patin, Mujair, Nila, Lele, Sapu-sapu, Kutuk (Gabus), Wader dan ikan kecil-kecil lainnya.
Warno salah satu warga Desa Gawan, Tanon, Sragen sejak pagi berburu ikan mabuk atau disebut oleh warga bladu ikan mendapatkan belasan kilo ikan air tawar.
“Sejak pagi tadi limbah melintas sampai sini, banyak ikan pada mabuk dan menepi ke daratan akibat limbah cair itu, kami bersama sama warga lainnya ramai-ramai menangkap ikan itu untuk dibuat lauk makan,” ucapnya.
Meskipun ikan hasil tangkapannya seperti Bader (putihan), lele dan patin. Ia tidak merasa takut meski ikan ikan itu sudah tercemar dan terpapar limbah.
“Takut sih tidak mas, yang penting pas masak ikan ini dibersihkan dan dicuci nanti aman dari racun,” kata dia. Diberitakan rri.co.id sebelumnya Sungai Bengawan Solo kembali terpapar limbah ciu.
Kondisi ini membuat ikan dari ekosistem Bengawan Solo pada ‘mabuk’ hingga menjadi buruan warga. Informasi yang dihimpun rri.co.id paparan limbah ciu atau sering disebut masyarakat setempat bladu, terjadi pada Selasa (7/5/2024) siang.
Bladu yang diyakini warga baru pertama kali pada tahun ini berlangsung cukup lama yakni lebih dari tiga jam.
“Ini pertama kali semenjak memasuki musim kemarau. Biasanya itu paling lama 2 jam, kemarin sampai tiga jam lebih,” kata Tomo, Rabu (8/5/2024).
Dampaknya, ikan yang terpapar limbah ini mabuk berat dan muncul ke permukaan air. Kondisi ikan yang terkapar di permukaan air menjadi buruan warga.
Menurut Tomo warga dari Solo maupun Sukoharjo yang tinggal di bantaran Bengawan Solo langsung berburu ikan. Hanya bermodalkan jaring dan serok warga bisa memperoleh bermacam ikan.
“Kemarin kalau satu kilo ada, sampai satu plastik. Ikannya ya macam-macam, wader, putihan yang kecil-kecil itu,” ucap dia. (SP)