SPcom TANGSEL – Sebuah video yang memperlihatkan rombongan biksu thudong istirahat di serambi masjid kawasan Bengkal, Kranggan, Kabupaten Temanggung, beredar di media sosial.
Para biksu thudong tersebut dilaporkan sedang istirahat di serambi Masjid Baiturrohmah Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung pada Minggu, 19 Mei 2024.
Para biksu diketahui sedang dalam perjalanan ke Candi Borobudur untuk mengikuti Hari Raya Waisak. Kemudian, salah satu panitia thudong di Temanggung memberi surat untuk izin beristirahat kepada Ketua Takmir Masjid Baiturromah.
Saat menerima surat tersebut, sang ketua takmir berembuk dengan takmir yang lain hingga akhirnya disetujui. Kedatangan para biksu thudong ini disambut baik oleh para takmir masjid dan Kepala Desa Bengkal, Istiyanto.
Pihaknya pun sempat menyampaikan ucapan selamat datang untuk biksu thudong. Tak hanya menyambut dengan baik, para takmir pun mempersiapkan beberapa minuman dan makanan ringan.
Mereka menyediakan teh, kopi, dawet, soda hingga minuman suplemen untuk menunjang perjalanan mereka. Untuk minuman suplemen tersebut dilaporkan berasal dari seorang donatur.
Setelah mendapatkan penyambutan dari takmir masjid, para biksu menyampaikan terima kasihnya. Mereka sempat memanjatkan doa untuk kesejahteraan warga Bengkal sebelum meninggalkan masjid dan melanjutkan perjalanan.
Warga setempat juga memanjatkan doa untuk para biksu. Kegiatan tersebut dipimpin oleh seorang warga bernama Haji Wari.
Warga Bengkal dan sekitarnya tak mengira jika video kedatangan biksu yang istirahat di masjid bakal viral.
Fatkhulrohman selaku Ketua Takmir Masjid Baiturrohmah mengaku hanya ingin menunjukkan toleransi setiap agama di Indonesia.
“Intinya saya itu rahmatan lil alamin, Islam kayak gini nggak seperti yang dibayangkan orang. Ibadah bareng-bareng nggak, ini masalah toleransi aja,” ucapnya.
Sementara itu, beberapa warganet yang melihat video biksu istirahat di masjid sempat salah paham dengan kegiatan yang dilakukan biksu thudong.
Mereka mengira jika para biksu melakukan ibadah di dalam masjid, padahal mereka sedang memanjatkan doa untuk kesejahteraan warga setempat yang sudah mempersilakan mereka beristirahat di masjid tersebut.
Salah seorang netizen yang menganut Buddha pun mencoba menjelaskan apa yang dilakukan para biksu tersebut di dalam masjid.
Menurutnya, yang dibaca oleh para Bhante adalah Jaya Parita.
Jaya Parita hanya sekadar mendoakan semua para umat Muslim di sana yang telah membantu dan sudah dengan ikhlas mempersilakan para Bhante untuk singgah di masjid.
“Yang intinya ‘Semoga setelah berbuat kebaikan melalui tindakan, ucapan, dan pikiran, maka pahala baik yang akan diperoleh’. Sebenarnya cuma itu aja artinya, kenapa masih banyak orang yang panas saat para Bhante melantunkan Parita tersebut? Padahal mereka berharap dengan hati ikhlas agar saudara Muslim yang ada di situ berbahagia,” tulis pemilik akun @nandapratama_adhi. (SP)