SPcom JAKARTA – Dengan kemampuan memimpin dan kemiliterannya, Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman pun saat ini digadang-gadang akan menggantikan Jendral TNI Andika Perkasa menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Terkait hal tersebut, Dudung pun menjawab.
“Saya jadi Pangkostrad kan takdir dari Yang Maha Kuasa. Kita hanya wayang saja, apa yang kita alami semua tergantung dari Yang Maha Kuasa. Apapun kalau memang sudah ditakdirkan, saya siap sebagai prajurit. Saya sih siap saja,” ucapnya dengan tegas dan yakin.
Dudung menyelesaikan sekolah dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972—1985). Ia lulus SMA Negeri 9 Bandung pada tahun 1985 dan kemudian ia mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang.
Usai pendidikan militer, berbagai penugasan dan jabatan telah diemban dan dijalankan dengan baik. Hingga pada 11 September 2015 Dudung mendapatkan pangkat Brigjen, serta menjabat sebagai Wagub Akmil (2015—2016).
Hanya berselang dua tahun, yakni 6 November 2018 Dudung menerima pangkat Mayor Jendral untuk kemudian menduduki jabatan Gubernur Akmil hingga 2020. Ia pun dipercaya menjadi Panglima Kodam Jaya hingga 2021.
Dan sejak 25 Mei 2021, Dudung menduduki jabatan Panglima Kostrad. Ia menerima pangkat bintang tiganya sebagai Letnan Jendral TNI pada 23 Juni 2021.
BACA: Tingkatkan Kemampuan Tempur Prajurit, Pangkostrad: Harus Latihan Keras
Nama Dudung menjadi sorotan saat aksinya ketika menjadi Pangdam Jaya mencopot seluruh baliho bergambar Rizieq Shihab, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) saat itu. Ia juga yang melontarkan wacana pembubaran FPI hingga akhirnya benar dilakukan Pemerintah.
Tidak hanya itu, Dudung juga turut berkomitmen untuk menindak tegas aksi premanisme debt collector. Hal ini dipicu adanya perampasan mobil oleh debt collector di jalan, saat sedang mengantar orang yang sakit.
Dudung mempunyai istri bernama Rahma Setyaningsih. Dan mempunyai tiga anak yaitu, Nadine Aqmarina Setyaningsih, Nina Bonita Hasanah dan Mohammad Akbar Abdurachman.(Badar)
