SPcom JAKARTA – Seorang pria penumpang Transjakarta dipukul oleh penumpang lain secara tiba-tiba di bus rute tujuan Pinang Ranti. Pria yang disapa Ziel itu bercerita kalau ia dipukul seorang bapak-bapak tanpa alasan.
Curhatannya ini diunggah di Twitter. Unggahannya ini kemudian viral. Ziel bercerita, saat itu ia baru pulang menonton festival di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7). Ia naik dari Halte Senayan JCC ke arah Pinang Ranti.
“Mau cerita, hari ini I was chilling in the bus going home after watching reality club and then tiba-tiba gue dipukul sama bapak-bapak di salah satu bus @PT_Transjakarta life can be so random sometimes,” cuit Ziel di Twitter, seperti Minggu (9/7). Ziel telah mengizinkan cuitannya untuk dikutip.
Ziel menjelasan saat naik bus, dia hanya memainkan HP-nya lalu selfie. Tiba-tiba, seorang pria memukulnya di bagian wajah. Ziel pun membagikan foto selfienya dan foto dalam keadaan buram usai tiba-tiba dipukul.
Saat kejadian, Ziel mengatakan penumpang lainnya menjauh dan tidak berani menangani pria yang memukulnya itu. Meski salah satu penumpang bertanya ke Ziel apa yang diperbuatnya hingga dipukul.
“Pertama beliau pukul gue di muka terus ya gue kaget lah, I said ‘Ada apa pak? Mohon maaf saya salah apa’ terus dilanjut pukulan kedua sampe gue jatoh sesuai foto di atas. Di bawah ini video gue ambil setelah jatoh dan dibantu sama penumpang lain,” tulis Ziel.
“Terus gue ditenangin sama dua orang bapak-bapak penumpang, dikasih minum dan disuruh lapor waktu turun. Kejadiannya sekitar jam 20.36, di bus kecil kode 138 (one of the passenger told me), lokasinya di dalam bus sebelum sampe halte garuda taman mini,” jelasnya.
Ziel lalu turun di Halte Garuda Taman Mini dan disarankan penumpang lain melapor ke petugas Transjakarta di halte tersebut.
Ziel juga menjelaskan imbas pukulan itu, ia mengalami sakit di hidung, bajunya kotor karena terjatuh saat dipukuli, serta jam tangannya pecah.
Di halte, pelaku diamankan oleh petugas Transjakarta dan dibantu oleh ojek online. Setelah itu, Ziel mencari polisi terdekat untuk melaporkan kejadian itu. Pelaku sempat berusaha untuk kabur namun ditangkap warga. Setelahnya, Ziel dan pelaku dibawa ke Polsek Makassar.
“Terus turun lah gue di halte garuda taman mini, disuruh lapor dan penumpang lain juga laporin ke pihak @PT_Transjakarta di halte tersebut. I was shaking really hard he looked so furious gue takut dipukul lagi jadi gue nempel-nempel sama salah satu penumpang,” tutur dia.
“Ini waktu turun di halte dituntun sama penumpang buat nyari polisi terdekat (adanya polantas) I actually didn’t want it to go this far but the others told me to call a police. Terus dia tadi berusaha kabur tapi ditangkep sama warga sekitar, dibawa ke polsek. Waktu proses dibawa, pak polantas nyari angkot dan gue heran kenapa gue dimasukin satu angkot sama bapaknya,” papar dia.
Pelaku dimintai keterangan oleh polisi di polses. Tetapi Ziel menyebut pelaku tidak bisa menunjukkan kartu identitasnya. Ia menerangkan, polisi menduga pelaku ODGJ. Menurutnya, pelaku lalu dibawa ke panti sosial.
“Waktu diinterogasi polisi, beliau gak punya identitas dan polisi bilang mungkin memang ODGJ karena diajak ngobrol gak nyambung. If I’m not mistaken, this guy’s reason was ‘Itu dia suka ngatain saya orang gila di kramat jati’ I don’t even live in Jakarta,” ungkap dia.
“Akhirnya gue bikin surat pernyataan aja, sama polisinya mau dibawa ke dinas/panti (?) sosial gitu karena bahaya kalo dibiarkan. Memang penumpang lain juga takut, I know it well that he can’t be punished and I don’t even want it because I’m okay, tapi,” tulisnya.
Saat dihubungi terpisah, Ziel berharap pramusapa Transjakarta bisa ditambah. Sebab saat mengalami kejadian ini, menurutnya tak ada pramusapa yang bisa menengamankan atau menengahi pelaku.
“Setelah baca respons yang lain, saya harap Transjakarta selanjutnya dapat menempatkan pramusapa atau security pada setiap bus bukan hanya pada halte, karena bisa saja ada kejadian yang terjadi di dalam bus seperti yang saya alami. Selain untuk tindakan preventif, pramusapa juga dapat menjadi saksi di dalam bus jika terjadi hal seperti ini lagi,” katanya saat dihubungi, Senin (10/7).
Kepala Departemen Hubungan Masyarakat dan CSR Transjakarta, Wibowo memastikan Transjakarta telah mendampingi Ziel melapor ke polisi. Terkait pelaku yang diduga ODGJ, Ia menyerahkan itu pada penanggung jawab terkait atau dinas sosial.
“TransJakarta sudah mendampingi korban untuk melaporkan ke pihak berwajib. Pelaku sudah diamankan dan diserahkan ke kepolisian. Untuk status itu yang bisa menyampaikan adalah lembaga yang berkompeten. Misal rumah sakit atau dinas sosial,” jelas dia saat dihubungi terpisah.
Lebih lanjut, Bowo memastikan Transjakarta memiliki perangkat CCTV dan petugas pramusapa di armada bus untuk mengantisipasi hal serupa.
“Dengan perangkat kamera pengawas (CCTV), pramusapa Transjakarta yang sigap menjadi langkah preventig atas hal-hal yang tidak diinginkan,” tandas dia. (SP)