suryapagi.com
NASIONALNEWS

BKKBN-TNI AD Kolaborasi Bangun Sumber Air Bersih

Kantung-kantung sumber air bersih dibangun untuk menurunkan  stunting

SPcom JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menerima kunjungan kehormatan Kepala Badań Kependudukan dań Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto beserta jajarannya, di kantor Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa siang (23/4). Dalam kunjungan ini, pihak   BKKBN mengungkapkan kesiapan mereka untuk berkolaborasi dengan TNI Angkatan Darat (TNI AD) serta berencana ikut mengidentifikasi kantong-kantong stunting  yang beririsan dengan kantong-kantong air bersih.

Kami mengidentifikasi kantong-kantong stunting sekaligus yang beririsan dengan kantong-kantong air bersih. Jujur, hari ini banyak yang sudah dikasih makanan tapi diare masih banyak. Sumbernya dari air tidak bersih. Meski makanan banyak diberikan,  anak tetap stunting, karena berat badan tidak  naik-naik karena diare. TBC juga seperti itu. Rumahnya kumuh, airnya tidak ada, kotor, akhirnya TBC.  TBC juga mengakibatkan berat badan anak tidak naik-naik,” jelas dokter Hasto.

Di hadapan rombongan BKKBN, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak lantas berbagi pengalamannya,  bagaimana membangun sumber air bersih, kegiatan pembangunan berjalan sehingga memberikan  penghidupan bagi masyarakat setempat. “Kita lagi buat di Halmahera 20. Papua akan kita banyakin. NTT udah jalan. Kita sudah masuk Banten, 25,” jelas Jenderal Maruli Simanjuntak.

“Kenapa orang-orang tidak mau membuat sumber air di daerah-daerah itu. Biasanya memang sulit alamnya, entah perlu dałam, atau batu, sehingga tukang bor pun ga mau, kalo kami ga ada urusan, hajar dulu,“ tambah jenderal bintang empat tersebut.  

Dengan adanya sumber air bersih memungkinkan masyarakat  mempunyai penghasilan ekonomi. “Di beberapa daerah mungkin bapak bisa lihat bagaimana sesudah ada air, mereka mulai punya kebun. Kita coba dulu begitu, terus bikin kebun kecil-kecil, udah pada jadi. Kalau sudah jadi, paling tidak ada barangnya, bisa beternak, ada ayam. Saran saya jangan hanya emergency bantuan, tapi mempercepat sarana air bersih akan sangat berpengaruh,” lanjut KSAD.

“Setelah saya bikin beberapa puluh (sumber air, red)  di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, TTS jadi kabupaten yang mengatasi stunting nomor tiga di Indonesia. Ada pengakuan,” lanjut Maruli. KSAD juga mengatakan mempunyai data valid. “Dari 2000 sumber air yang TNI AD bangun, jumlah itu hanya bisa mendekatkan air tidak sampai satu juta orang. Dibanding dengan orang yang  belum punya akses air, jumlahnya 27 juta lebih, sekitar 9,9 persen.”

Intinya, tandas KSAD, secara  operasional TNI AD  siap mendukung upaya penanganan stunting. “Apa yang kami punya, personilnya, kendaraannya, koordinasinya. Tapi saya menyarankan air ini agak fokus,” tegas KSAD.  Lebih lanjut, KSAD  menyampaikan bahwa masyarakat sudah meyakini air sebagai sumber kehidupan. Dari air  beberapa data menunjukkan betapa pentingnya masyarakat mendapatkan  akses air bersih. Dari air masyarakat juga bisa membangun sanitasi yang asri, mengentaskan kemiskinan, bahkan air bisa memunculkan konflik sosial.

Menanggapi apa yang disampaikan KSAD, dokter Hasto sepakat tentang pentingnya sumber air bagi masyarakat. “Sebesar 70 persen pengaruh stunting dari itu (sanitasi yang buruk), 30 persen dari yang sakit-sakit,” jelas dokter Hasto.

Jika melihat data, jumlah keluarga berisiko stunting (KRS) secara nasional hingga semester II tahun 2023, berdasarkan penapisan faktor lingkungan, jumlah KRS dengan sanitasi tidak layak sebanyak 6.299.565 keluarga (Pemutakhiran PK-23). Begitupun jumlah KRS dengan sumber air minum tidak layak  sebanyak 2.611.453 keluarga.

“Kalau di desa, bicara air bicara sanitasi,” jelas dokter Hasto, seraya berharap lahan-lahan tidur yang ada bisa dikembangkan menjadi tempat budidaya dengan memanfaatkan air yang ada.  “Di lahan tidur,  kami ingin sekali dikembangkan budidaya. Karena jika ibu-ibu kader  tidak melakukan budidaya, maka telur harus beli, ikan harus beli. Padahal lahan masih luas. Kalau ada air,  lele pun hidup,“ ujar dokter Hasto.

Dokter Hasto juga menyampaikan apresiasinya kepada Persit Kartika Chandra Kirana, yang diketuai  Ibu Uli Simanjuntak, yang sebelumnya sudah mendahului hadir di BKKBN dan bersepakat untuk membina posyandu bersama-sama.

“yang kami lakukan terakhir dengan Persit adalah membina posyandu bersama-sama. Melaunching aplikasi untuk laporan teman-teman kader posyandu yang di bina Persit Kartika Chandra. Di situ termasuk data stunting, dan kita kumpulkan melalui posyandunya Persit. Satu posyandu di fasilitas kesehatan (faskes) jajaran TNI AD membina posyandu yang ada di sekitarnya. Jadi, kita punya binaan posyandu jumlahnya 6000,“ lanjut dokter Hasto. (SP)

Related posts

Aktor Lucky Hakim Mundur dari Jabatan Wakil Bupati

Ester Minar

Hasil Sidang Isbat Tetapkan Lebaran Jatuh Pada Senin, 2 Mei 2022

Ester Minar

Camat Cengkareng ‘Tak Berdaya’ Atasi Banjir di Jl Bangun Nusa Raya

redaksi

Leave a Comment